
Jakarta, 27 Agustus 2025 – Di tengah gempuran brand kopi internasional, minuman sederhana khas Indonesia yaitu es kopi susu lokal justru semakin merajai pasar. Tren ini tak hanya terlihat di kota-kota besar, tetapi juga merambah ke daerah-daerah dengan beragam inovasi rasa yang dekat dengan lidah masyarakat.
Fenomena Kopi Susu Lokal
Beberapa tahun lalu, masyarakat perkotaan lebih banyak mengonsumsi kopi dari brand internasional dengan harga relatif mahal. Namun, sejak munculnya gerakan kopi kekinian berbasis kedai lokal, es kopi susu berhasil mencuri hati konsumen. Kombinasi kopi robusta atau arabika lokal, gula aren, dan susu segar menghadirkan cita rasa otentik yang sekaligus ramah di kantong.
Menurut data Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI), penjualan es kopi susu lokal meningkat hingga 35% sepanjang semester pertama 2025, melampaui minuman kopi internasional yang hanya tumbuh sekitar 18%.
Harga Terjangkau, Rasa Otentik
Salah satu faktor utama yang membuat es kopi susu lokal digemari adalah harganya yang terjangkau, rata-rata Rp15.000–Rp25.000 per gelas. Dibandingkan dengan kopi internasional yang bisa mencapai Rp50.000–Rp70.000, pilihan ini lebih masuk akal untuk kalangan pelajar, mahasiswa, dan pekerja muda.
Selain itu, penggunaan gula aren asli dan kopi robusta khas Nusantara membuat rasanya lebih familiar dengan lidah orang Indonesia. “Beda banget sama kopi impor. Es kopi susu lokal itu lebih nendang, lebih cocok buat kita,” ujar Dewi (25 tahun), seorang pegawai kantoran di Jakarta.
Kreativitas Kedai Kopi Lokal
Tak hanya soal rasa, tren ini juga didorong oleh kreativitas kedai kopi lokal dalam mengembangkan menu. Ada es kopi susu dengan tambahan pandan, klepon, hingga tape singkong, yang memadukan unsur tradisional dan modern.
Di Yogyakarta misalnya, sebuah kedai kopi membuat inovasi “Es Kopi Susu Cendol” yang langsung viral di media sosial. Sementara di Bandung, coffee shop lokal memperkenalkan “Kopi Susu Brown Sugar Boba” sebagai kombinasi kopi dengan tren minuman kekinian.
Dampak Ekonomi Lokal
Fenomena ini membawa dampak positif pada perekonomian lokal. Permintaan terhadap petani kopi meningkat, terutama dari daerah penghasil kopi seperti Gayo (Aceh), Toraja (Sulawesi), dan Kintamani (Bali).
Ketua ASKI, Hendro Wibowo, mengatakan tren es kopi susu lokal telah membuka peluang besar bagi UMKM. “Banyak warung kopi kecil yang berkembang pesat berkat tren ini. Bahkan ada yang awalnya gerobak sederhana, kini bisa membuka cabang di beberapa kota,” ujarnya.
Tantangan dan Persaingan
Meski tren es kopi susu lokal sedang naik daun, tantangan tetap ada. Persaingan semakin ketat karena banyak kedai baru bermunculan dengan strategi harga miring. Selain itu, brand internasional juga berusaha menyesuaikan diri dengan membuat menu kopi lokal versi mereka.
Namun, keunggulan es kopi susu lokal tetap pada kedekatan rasa, harga, dan nuansa yang sesuai dengan selera konsumen Indonesia.
Penutup
Fenomena es kopi susu lokal bukan hanya sekadar tren minuman, melainkan cermin kebangkitan industri kopi Nusantara. Jika dikelola dengan konsisten, bukan tidak mungkin kopi susu lokal akan menjadi ikon kuliner Indonesia yang bisa menyaingi popularitas kopi internasional di kancah global.